ERDIKHA MORNING IDEA 13 AGUSTUS 2021
View PDF
13 Aug 2021

Data klaim pengangguran AS dorong kenaikan Wall Street, akankah IHSG kembali menguat?

Indeks pada perdagangan kemarin ditutup menguat membentuk pola candle hammer pada level 6139.Ditransaksikan dengan volume yang relatif sepi jika dibandingkan dengan rata-rata volume 5 hari perdagangan. Indeks ditopang oleh sektor Infrastructures (2.719%), Industrials (2.591%), Basic Materials (2.093%), Energy (1.993%), Consumer Cyclicals (1.79%), Transportation & Logistic (1.06%), Properties & Real Estate (0.736%), Consumer Non-Cyclical (0.39%), Financials (0.257%), kendati dibebani oleh sektor Healthcare (-0.604%), Technology (-1.621%) yang mengalami pelemahan walaupun tidak signifikan. Dari penguatan yang terjadi, tercatat investor telah melakukan aksi jual bersih asing mencapai Rp 156,83 miliar di pasar reguler. Sementara, asing mencatatkan jual bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 340,60 miliar. Pada aksi beli bersih asing atau net foreign buy tercatat asing melakukan akumulasi beli bersih terbanyak pada saham BBCA dan UNTR, sedangkan untuk net foreign sell nya asing tercatta melakukan akumulasi jual bersih terbanyak pada saham BUKA emiten e-commerce IDX Technology yang baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia dan BBRI. Selain itu, penguatan indeks yang terjadi karena para pelaku pasar cenderung baru merespon terkait dari katalis positif dari hari Selasa ketika market libur mengenai stimulus infrtruktur US serta rilisnya beberapa data ekonomi seperti Inflasi US yang cenderung lebih rendah dibandingkan sebelumnya yakni untuk inflasi inti 4,3% dari 4,5% secara YoY kemudian tingkat inflasi biasa secara MoM stagnan dilevel 0,5% dan YoY turun 0,5% dari 0,9%. Penurunan dari inflasi US ini membuat para investor berpikir bahwa perubahan kebijakan moneter oleh the Fed masih terbilang jauh, atau dalam artian belum ada potensi dalam waktu dekat ini. Namun, pelaku pasar Asia pada hari ini cenderung kembali khawatir dengan melonjaknya kasus harian baru virus corona (Covid-19) di kawasan Asia karena penyebaran varian Delta. Hal ini membuat perekonomian China dapat melambat kembali pada kuartal III-2021. Kekhawatiran investor pun kembali terjadi setelah Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) memperingatkan bahwa kasus Covid-19 global dapat melewati 300 juta pada awal tahun depan, jika kondisi pandemi seperti saat ini masih belum dapat dibendung. Proyeksi itu muncul hanya seminggu setelah WHO melaporkan 200 juta kasus Covid-19 di seluruh dunia dan enam bulan setelah kasus Covid-19 dunia mencapai 100 juta kasus. Oleh karenanya kenaikan yang cukup signifikan ini perlu diperhatikan oleh investor pada hari Jumat, karena ada potensi indeks kembali melemah jika melihat sentimen terkait Covid-19 secara global tersebut. Kemudian selain terkait perkembangan kasus Covid-19 ada beberapa indikator ekonomi juga yang perlu diperhatikan oleh para investor pada hari Jumat (12/8/2021) meliputi harga ekspor dan impor US baik secara tahunan ataupun bulanan yang di proyeksikan akan cenderung turun dibandingkan dengan sebelumnya karna kenaikan kembali kasus Covid-19 varian delta plus baik dari dalam negeri US ataupun secara global sehingga mempengaruhi tingkat harga ekspor dan impor US. Kemudian dari Euro Area akan rilis data neraca perdagangan yang diproyeksikan akan meningkat dibandingkan dengan sebelumnya yakni surplus €18.2B dari €7.5B. Berdasarkan beberapa data diatas maka kami memproyeksikan indeks pada hari ini diperkirakan akan bergerak pada range level support 6090 dan level resistance 6200.





PT. Erdikha Elit Sekuritas | Member of Indonesia Stock Exchange
Gedung Sucaco lt.3 Jalan Kebon Sirih kav.71

Jakarta Pusat 10340, Indonesia

Website : www.erdikha.com